Hubungi Kami
- JL. Kyai Tapa No. 1 Grogol
- Jakarta Barat, Indonesia
- Phone:
- (62-21) 566 3232
- Whatsapp:
- (+62) 882 194 856 74
- (+62) 877 707 077 03
- Fax: (62-21) 564 4270
- Email: humas@trisakti.ac.id
Migrasi merupakan fenomena global yang semakin berkembang lingkup dan kompleksitasnya. Dalam konteks global, karakteristik migrasi bersifat dinamis dan kompleks, dapat berupa perpindahan paksa maupun sukarela, baik dalam skala internal maupun internasional. Di satu sisi, Indonesia merupakan negara transit bagi pengungsi dan pencari suaka yang terpaksa meninggalkan negaranya karena penganiayaan, perang, atau kekerasan. Di sisi lain, meskipun Indonesia bukan negara penandatangan Konvensi 1951 dan Protokol 1967 tentang Status Pengungsi, terdapat sekitar 12.000 pengungsi di Indonesia. Secara global, migrasi mempunyai potensi positif untuk memberikan kontribusi kesejahteraan bagi migran dan komunitasnya serta pembangunan nasional baik di negara asal maupun di negara tujuan. Namun, migrasi juga dapat menimbulkan risiko jika tidak dikelola dengan baik. Apabila disajikan secara parsial atau tidak akurat, isu migrasi dapat mempolarisasi masyarakat dan menimbulkan perdebatan sengit, Namun, migrasi dapat memberikan manfaat bagi semua pihak jika dikelola secara efektif, dan salah satu hal yang penting adalah pemberitaan mengenai hal ini di media. Salah satu media yang cukup efektif adalah melalui film.
Film telah digunakan sebagai media untuk memberi informasi, menghibur, mendidik, dan memancing perdebatan. Sejalan dengan semangat tersebut, Organisasi Internasional untuk Migrasi (International Organization for Migration) meluncurkan Festival Film Migrasi Global (GMFF) pada tahun 2016 dan kegiatan tersebut berlanjut hingga kini. GMFF di Indonesia diadakan pada bulan Desember 2023 hingga bulan Januari 2024. Festival ini memutar film-film yang mengisahkan potensi dan tantangan migrasi serta kontribusi positif yang diberikan para migran kepada komunitas di lingkungan mereka berada. Film-film tersebut akan dilanjutkan dengan dialog publik antara penonton dan narasumber yang dapat mencakup antara lain, para pembuat film, kelompok masyarakat sipil yang aktif di bidang migrasi, pejabat pemerintah, serta para migran di Indonesia. Tujuan utama GMFF di Indonesia adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai isu migrasi dan melawan persepsi negatif terhadap migran dengan menunjukkan upaya dan tantangan nyata dari para migran. Dalam inisiatif ini, IOM mencari kemitraan untuk menyelenggarakan serangkaian pemutaran film publik kepada beragam audiens dan komunitas di seluruh Indonesia serta mendorong pemahaman yang lebih dalam guna mengatasi tantangan yang dihadapi oleh para migran. Beragamnya cara dan pengalaman migrasi menuntut pentingnya migrasi yang aman, tertib, dan teratur. Film-film yang ditayangkan dimaksudkan untuk memberikan informasi, inspirasi, transformasi, dan mendorong inklusi migran.
Pada kegiatan GMFF kali ini IOM berkolaborasi dengan Universitas Trisakti, khususnya Fakultas Hukum Program Kekhususan Hukum Internasional, bersama dengan para pengungsi yang tinggal di Tangerang untuk membangun perspektif yang sama mengenai permasalahan pengungsi di Indonesia. Tujuan tersebut untuk meningkatkan kesadaran dan melawan xenophobia, memperkuat hubungan sosial, mengembangkan hal-hal baru, dan mengenal pengalaman hidup masing-masing. Kegiatan kolaborasi ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 12 Desember 2023 dalam rangka memperingati hari Hak Asasi Manusia Sedunia, tanggal 10 Desember. Acara terdiri dari fun game antara para pengungsi dan mahasiswa dan diakhiri dengan seminar tentang Hukum Internasional terkait pengungsi di Indonesia. Kegiatan ini melibatkan 65 mahasiswa, 35 pengungsi muda, 5 staf IOM dan 5 dosen FH Trisakti. Acara dimulai pukul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul 16.00 WIB, bertempat di Lubana Sengkol, Tangerang Selatan. Para peserta dijemput dan diantar pulang dengan fasilitas bus yang disediakan oleh IOM. Melalui fun game, para pengungsi dan mahasiswa memperoleh kesan yang mendalam atas interaksi mereka satu sama lain. Salah satunya diberikan oleh mahasiswi sebagai berikut: (disampaikan apa adanya, tanpa edit sedikitpun)
Nursyachrani Tiara R
010002100314
Kegiatan dari pihak IOM kemarin memberikan kesan yang sangat menyenangkan dan membahagiakan buat saya untuk pertamakalinya. Saya memiliki pengalaman baru yaitu dimana saya belajar banyak tentang kehidupan sosial saya dengan berinteraksi kepada pengungsi dari beberapa negara yang di handle oleh IOM. IOM juga memberikan kesempatan saya untuk bisa bermain bersama juga dengan mereka yang dimana itu bisa memberikan esensi yang baik terhadap interaksi saya dengan mereka.
Mereka banyak memberikan pelajaran dan juga cerita yang terdapat sisi baik perihal kehidupan mereka selama jadi pengungsi di Indonesia. Saya memiliki rekan baru ia bersama Shaia yang merupakan pengungsi perempuan asal pakistan. Ia rekan satu kelompok saya yang menurut saya cukup tertutup karena memang dia tidak bisa berbahasa indonesia. Kami sekelompok ada 9 orang, dan kami disana bermain 4 permainan. Shaia bercerita bahwa itu pertama kalinya dia bisa bermain bersama dengan banyak orang. Saat kami mau menaiki flying fox, shaia bercerita dia takut untuk ketinggian, maka dari itu saya dan beberapa rekan bersama dia menaiki bersama-sama untuk bisa membuktikan bahwa semua permainan disini seru.
Saya berbicara dengannya menggunakan bahasa inggris, dia bercerita juga bahwa dia belum lama di Indonesia, dia juga baru belajar budaya negara Indonesia. Dia berbicara bahwa saya bisa menggunakan bahasa inggris dengan baik, disitu saya merasa bahwa saya dihargai disana. Dia juga bercerita kalau dia homescholling di Jakarta yang dimana dia berusaha untuk belajar dan berkembang menjadi lebih baik di Indonesia.
Menurutnya juga, negara Indonesia memiliki orang-orang yang berhati baik dan peduli sehingga ia merasa nyaman berbicara dengan beberapa orang Indonesia. Dia berucap kalau dia kembali ke negara asal, dia tidak akan melupakan Indonesia sebagai negara baik untuknya. Dari situ saya belajar bahwa banyaknya dari mereka berusaha untuk bisa terbuka dengan masyarakat Indonesia atau lingkungan baru untuk mereka, walaupun lama prosesnya tapi mereka sedikitnya menikmati itu untuk belajar wawasan baru yang pertama bagi mereka. Saya juga belajar bahwa perlunya berperilaku baik terhadap sesama agar mendapatkan feedback diperlakukan yang baik juga walaupun belum kenal satu sama lain.
Sesekali dari mereka termasuk Shaia rindu negara asalnya, kalau mereka pulang ke negara asal pasti mereka akan ingat bagaimana perlakuan lingkungan di Indonesia dan pengalaman yang baik disini. Karena banyaknya dari mereka mengatakan bahagia bertemu dengan kami (Para perwakilan mahasiswa dari Trisakti) yang datang kesana kemarin dan bisa bermain bersama dengan kami. Saya sangat antusias untuk bisa diberikan kesempatan bermain dengan mereka kemarin.
Kegiatan dari IOM kemarin perlu diadakan kembali karena menurut saya hal tersebut merupakan hal yang berkesan, dapat membuat pelajaran yang baru dan juga pengalaman yang begitu banyak tentang bagaimana bisa beradaptasi dan berinteraksi dengan mereka secara langsung. Kegiatan IOM kemarin juga memberikan hal yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya karena saya juga belajar banyak belajar dari mereka perihal how to survive dan how to learn untuk bisa hidup di negara lain.
Berikut adalah dokumentasi kegiatan tersebut.